Senin, 29 November 2010

Kunjungi Gereja, Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum Dicurigai Dukung Kristenisasi


KLATEN (voa-islam.com) – Kunjungan Anas Urbaningrum ke pengunsi di Gereja Katolik Klaten dicurigai sebagai upaya dukungan terhadap gerakan pemurtadan. Pasalnya, banyak titik lokasi pengungsian yang ditempati kaum Muslimin, tidak ia kunjungi.

Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan rombongan berkunjung ke pengungsian yang berada di gereja Katolik Paroki Kecamatan Kebonarum Klaten, Rabu siang (10/11/2010).

Para tokoh masyarakat setempat sangat menyayangkan dan merasa tersinggung karena tidak dihargai dengan kedatangan Anas dan rombongan yang hanya berkunjung ke satu titik pengungsian, yaitu di gereja Katolik Paroki Kebonarum, padahal banyak titik pengungsian di Kecamatan Kebonarum. Bahkan sikap Anas yang mantan aktivis HMI itu dinilai tidak peka dengan pengungsi-pengungsi yang lain yang berada di pengungsian banyak kaum muslimin. Mereka mencurigai sikap Anas secara tidak langsung sebagai mendukung pemurtadan.

Nadianto, aktivis Forum Arimatea Solo mensinyalir pihak gereja telah memanfaatkan musibah Merapi sebagai ajang pemurtadan.

"Bagi orang gereja, musibah membawa berkah karena banyak jiwa-jiwa baru yang siap dibaptis,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh relawan Jama’ah Ansharut Tauhid Klaten, pihak kecamatan tidak dikonfirmasi kedatangan Anas dan rombongan tersebut.

Indikasi Pemurtadan di GOR Klaten

Sementara itu, ditempat terpisah, yaitu posko pengungsian di Gedung Olah Raga (GOR) Klaten, upaya pemurtadan dilakukan dengan cara membagikan kaos kristiani. Salah satunya adalah kaos hitam bertuliskan slogan Kristen: "I will follow Jesus forever."

Mardiono, seorang pengungsi yang berasal dari dukuh Karangjati, Desa Ngemlak Kecamatan Kemalang, mengaku kaos yang bertuliskan "I will follow Jesus forever" diberikan oleh temannya. Penampilan Mardiono yang awam dengan bahasa kristenisasi ini terlihat aneh. Kepalanya memakai peci hitam, nampak sebagai seorang Muslim. Tapi bila dilihat kaos lengan pendek warna hitam yang dipakainya, ia kelihatan seperti seorang Kristen militan.

Sayang Mardiono tidak menyebutkan siapa gerangan temannya tersebut. Malah Mardiono meminta bantuan jaket saat kami mewawancarainya. Sedangkan Yadi, yang menemani Mardiono dan mengaku tetangganya malah meminta sajadah dan sarung.


(http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/11/12/11819/kunjungi-gereja-ketum-partai-demokrat-anas-urbaningrum-dicurigai-dukung-kristenisasi/)

Astagfirullah!! Tifatul Membungkuk Bersalaman dengan Istri Obama


Jakarta (voa-islam.com) — Situs microblogging Twitter langsung heboh ketika ketika siaran langsung stasiun televisi swasta menyiarkan tayangan di mana Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, yang juga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, berjabatan tangan dengan Ibu Negara Michelle Obama di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/11/2010) sore.

Pada Selasa sore, Presiden AS Barack Obama dan Michelle berkunjung ke Istana Merdeka. Setibanya di Istana Merdeka, Obama dan Michelle menyalami para anggota Kabinet Indonesia Bersatu Kedua dan pemimpin lembaga tinggi negara lainnya.

Kehebohan terjadi karena Tifatul selama ini berpegang teguh tak berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya. Soal "insiden" itu, Tifatul punya dalih sendiri.

..."Sdh ditahan 2 tangan, eh Bu Michele-nya nyodorin tangannya maju banget...kena deh," begitu tweet Tifatul...

"Sdh ditahan 2 tangan, eh Bu Michele-nya nyodorin tangannya maju banget...kena deh," begitu tweet Tifatul pada akun Twitter-nya, @tifsembiring.

Anehnya, di televisi tampak Tifatul agak membungkuk badan sambil menyalami Ibu Negara AS Michele Obama bersama rombongan saat tiba di Istana Negara.

Tifatul Menikmati Salamannya?

Mantan presiden PKS itu menjawab dalam twitternya tanggal 9 November sekitar pukul 22.00 sekitar dua jam setelah kritik para twitter dan facebooker dimuat di media massa online, termasuk tribunnews.com

"Hmmm saya mulai faham poinnya, intinya ngiri aja..." jawab Tifatul di twitternya. Kontan saja jawaban seperti itu mengundang respon para twitter lagi.

Ada yang mengkritik lagi dan mengatakan bahwa Pak Tifatul sedang mabuk, menjabat tangan bukan mahram kan haram."Kok Bapak berfikir demikian. Berarti Bapak menikmati dong salaman dengan Michele Obama," kata twitter lagi. Tapi ada juga twitter yang mendukung sikap Tifatul karena itu acara resmi dan kesempatan langka.

..."Kok Bapak berfikir demikian. Berarti Bapak menikmati dong salaman dengan Michele Obama," kata twitter lagi...

Kejadian jabat tangan itu tampak seperti tak terelakkan oleh Tifatul Sembiring. Ketika Presiden SBY diperkenalkan satu persatu rombongan yang dibawa Obama. Kemudian gantian Presiden SBY memperkenalkan anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) kepada Obama dan Michele. Tifatul berdiri di dekat Gubernur Lemhanas Muladi.

Saat Obama menjabat tangannya, senyum dan sapa Obama menyapa hangat. Michele Obama pun lantas gantian menyodorkan tangan untuk berjabat tangan dengan Tifatul. Walhasil, terjadilah peristiwa aksi jabat tangan Tifatul dengan perempuan yang bukan mahramnya.

Dan karena ini menjadi pembicaraan hangat saking anehnya, berita juga dimuat di The Washington Post tanggal 9 November 2010 dengan judul Minister admits reluctant Michelle Obama handshake.

Tifatul mengaku tak ada pilihan lain selain menjabat tangan Michele Obama. Dengan demikian apakah selanjutnya Tifatul juga tidak bisa menolak saat ada wanita yang bukan mahramnya mengajak berjabat tangan?


(http://voa-islam.com/news/indonesia/2010/11/10/11772/astagfirullah-tifatul-membungkuk-bersalaman-dengan-istri-obama/)