Sabtu, 16 April 2011

FPI: Film '?' Hanung Berbahaya jika Ditonton Masyarakat Muslim Awam


Jakarta (voa-islam) - Dalam pernyataan sikapnya, FPI menegaskan, film “?” garapan Hanung Bramantyo adalah film liberal yang sesat menyesatkan, sehingga haram ditonton oleh umat Islam dan harus dilarang pemutarannya oleh Pemerintah RI.

FPI mendesak, agar Erick Thohir dengan Mahaka Picture dan Mahaka Media serta Republika-nya harus menarik film “?” dari peredaran, dan meminta maaf kepada umat Islam, serta berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahannya. Jika tidak, maka umat Islam diserukan untuk memboikot Erick Thohir dan semua medianya

Khusus Hanung Bramantyo, FPI meminta agar peredaran film “?” dihentikan, dan Hanung diharapkan agar bertaubat kepada Allah swt, serta menyudahi sikap liberalnya selama ini yang selalu menyerang Islam. Jika tidak, maka umat Islam diserukan untuk menjadikannya sebagai musuh Islam.

Adapun Lembaga Sensor Film, (LSF) tidak boleh meloloskan film apapun yang merusak akidah dan akhlak umat Islam, termasuk film “?”, serta wajib melakukan reformasi kepengurusan agar tidak disusupi atau ditunggangi oleh unsure-unsur liberal dari kelompok manapun. Jika tidak, maka bubarkan LSF dan kembalikan wewenang perfilman kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi atau kementerian lain yang berkompeten

FPI menyerukan kepada semua anggota masyarakat untuk memboikot, tidak membeli. menyewa, memutar, menonton, mensponsori film apapun yang merusak akidah dan akhlak umat Islam, termasuk film “?”. FPI menyatakan perang terhadap semua film yang merusak akidah dan akhlak umat Islam.

Kesan Masyarakat Awam

FPI mencatat, ada lima statemen dan agenda yang memberi kesan kepada masyarakat awam, yaitu:

1. Dalam film “?”, ada adegan pendeta ditusuk, gereja dibom, restoran Cina diserang secara anarkis oleh sekelompok masyarakat muslim di hari lebaran, dan sekelompok pemuda muslim bersarung dan berpeci mencerca seorang keturunan Tionghoa dengan panggilan “Cino” (Cina), yang kemudian dibalas dengan cercaan “Teroris Asu” (dalam bahasa Jawa yang artinya “Desar Teroris Anjing”).

    Kesan untuk masyarakat awam, islam itu bengis, biadab, dan jahat. Walaupun dalam adegan penusukan pendeta dan pengeboman gereja tidak jelas pelaku dan motifnya, namun dalam adegan lain sangat jelas mengarahkan kesan kepada umat Islam.

    2. Dalam “?” ada cerita tentang Rika yang semula Muslimah, kemudian murtad masuk Nasrani, karena kecewa suami berpoligami. Rica pun berdalih, bahwa kemurtadannya, bukan berarti membenci ataupun mengkhianati Tuhan. Sepanjang cerita, Rika ditampilkan sebagai sosok yang ideal, toleran, arif dan bijak. Ibu dan anak Rika yang semula menentang kemurtadan Rika, akhirnya bisa menerima. Dalam cerita ini ada narasi: “…semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju kea rah yang sama, mencari satu hal yang sama, dengan satu tujuan yang sama, yaitu: Tuhan.”

      Kesan untuk masyarakat awam adalah: syariat poligami itu buruk, karena merusak rumah tangga dan menyebabkan orang murtad. Kesan awam lainnya adalah murtad itu bukan mengkhianati Tuhan, sehingga tidak mengapa menjadi murtad. Rika yang murtad itu bisa dikesankan ideal dan toleran, sehingga orang murtad pantas diterima secara baik. Pesan dalam film ini adalah mengarah pemahaman semua agama benar dan sama menuju Tuhan yang satu (pluralism).

      3. Dalam film “?” ada cerita tentang Surya yang bermain drama pada hari Raya Paskah di gereja dengan peran menjadi Yesus. Sebelum pentas, Surya berlatih memperagakan Yesus disalib di dalam masjid, lalu direstui oleh ustadz yang mengajar di masjid tersebut. Saat pentas di gereja pun banyak orang berpenampilan laki-laki muslim dan muslimah yang ikut berpartisipasi menonton dan membagikan bingkisan Paskah kepada jemaat gereja.

        Kesan untuk masyarakat awam adalah: orang Islam main drama di gereja dan berperan sebagai Yesus itu tidaklah mengapa. Latihan drama Yesus disalib di dalam masjid juga dianggap tidak perlu dipersoalkan. Kesan lainnya, orang Islam ke gereja untuk ikut merayakan Paskah pun tidak mengapa.

        4. Dalam film “?” ada cerita tentang Menuk, seorang muslimah berjilbab, yang kerja di restoran Cina yang menjual dan menyajikan daging babi. Saat shalat, Menuk melaksanakan shalat di tempat kerjanya, dan saat tugas Menuk menghidangkan babi dengan nyaman tanpa ada sikap galau atau pun riskan.

          Kesan bagi masyarakat awam atas adegan itu adalah: seorang muslim tidak menjadi halangan untuk menjual, memotong, menghidanghkan daging babi. Bahkan ada kesan mengajak masyarakat untuk menghalalkan babi. Walaupun pemilik restoran menyatakan dalam film tersebut, alat masak untu babi harus dipisah dengan alat masak untuk udang, cumi dan ayam. Tapi ia juga menyatakan bahwa daging babi itu “lebih gurih”, tidak perlu bumbu apapun.

          5. Dalam film “?” ada cerita tentang Tan Kat Sun, pemilik restoran Cina penjual babi, yang toleran terhadap karyawan muslimnya dengan mempersilahkan shalat, namun akhirnya mati pasca penyerangan restoran Cinanya oleh sekelompok orang Islam. Diceritakan juga, bahwa restoran Cina penjual babi tersebut di bulan puasa, merugi karena sepi pengunjung.

            Kesan untuk masyarakat awam adalah orang non muslim sangat toleran terhadap umat Islam, tapi tidak dengan orang Islam. Ada kesan, bahwa pelanggan restoran Cina penjual babi itu adalah umat Islam, sehingga ketika umat Islam sedang berpuasa di bulan suci Ramadhan, restoran menjadi sepi pengunjung.

            Adegan lainnya adalah Asmaul Husna dibaca dengan sinis dan melecehkan oleh pendeta di dalam gereja. Lalu ibu kost berjilbab digambarkan judes dan bakhil.

            Berdasarkan itu semua, maka FPI mengingatkan kepada segenap umat Islam, bahwa Islam sangat menghargai perbedaan agama (pluralitas), tapi menolak pencampur-adukkan agama (pluralism). Islam menolak segala bentuk penodaan terhadap agama apapun. Murtad bukanlah bagian kebebasan beragama, tapi merupakan dosa besar. Jelas, paham sepilis (sekularisme, pluralism dan liberalisme) adalah paham sesat dan menyesatkan, bukan dari ajaran Islam.

            Umat Islam diharamkan mencampuradukkan akidah dan ibadah agama apapun, termasuk merayakan hari besar umat agama lain. Liberal adalah musuh besar Islam dan pembangkangan liberal terhadap Allah Swt, lebih iblis daripada iblis. Umat Islam wajib membela agamanya dari segala bentuk penodaan.


            (http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/04/16/14190/fpi-film-hanung-berbahaya-jika-ditonton-masyarakat-muslim-awam/?utm_source=feedburner&utm_medium=email&utm_campaign=Feed:+voa-islam-com+(Voice+of+Al+Islam)&utm_content=Yahoo!+Mail)

            Rabu, 09 Maret 2011

            Kecantikan Wanita Itu Bernama Pengabdian

            Ketika seorang wanita memasuki gerbang pernikahan, maka kehidupan "normalnya" akan sedikit mengalami perubahan. Bagi yang sebenarnya belum siap, maka seiring dengan berjalannya waktu,mereka akan merasa bahwa banyak hal yang akan atau telah terampas selama mereka menjadi seorang istri dan pendamping. Namun bagi yang melangkah dengan ilmu dan dengan dasar beribadah dengan Allah, betapapun berat jalan ke depannya, hal itu akan dilalui dengan tenang dan ikhlas.

            Pernahkah kita melihat seorang istri yang menyuguhkan wajah kurang sopan setelah mengetahui hal yang dilakukannya kurang mendapat penghargaan dari suami?. Ternyata disinilah cara cantik Allah dalam mengajarkan indahnya keikhlasan kepada para wanita. Keikhlasan dalam pengabdian. Dan hasil akhirnya tergantung para istri itu sendiri, tetap bersabar, ikhlas dan tawakkal, ataukah memilih jalan emosi dan perasaannya saja. Namun, satu hal yang pasti, Allah adalah yang maha membalas atas pilihan hidup yang kita jalankan.

            Subhanallah, pernahkah kita berpikir betapa indah cara mendidik Allah yang tetuang dalam sebuah pengabdian kepada para suami kita?. Tidak bisa kita pungkiri bahwa para laki laki, adalah pemimpin para wanita. Namun, walaupun beliaunya adalah seorang pemimpin, mereka tetaplah manusia biasa. Para suami bukanlah seorang tanpa cela, adakalanya pula mereka berbuat kesalahan yang sama dengan yang dilakukan para istri. Bukankah tiada yang sempurna kecuali Allah subhana wata'ala. Jika sebuah kekurangan dalam diri suami tersebut disikapi dengan kehangatan sikap sebagai sebuah pengabdian sang istri, maka hal tersebut justru menjadikan Puncak dan sekaligus landasan bagi segala daya tarik seorang istri.

            Ketika suami yang melihat ketekunan istrinya menjalankan ibadah dan mengikhlaskan segala cinta, aktifitas dan kerja-kerjanya semata untuk mengharapkan keridhoan Ilahi, tentu saja akan semakin menghangat hatinya, dan keinginan untuk menjadi lebih baik dalam segala halpun InsyaAllah akan semakin menguat. Dan, yang terindah dari semua itu, sang istri akan menggapai kemuliaan dirinya di hadapan Allah Penguasa Alam Semesta dan di hadapan segenap makhlukNya.

            Ternyata memanglah benar, mengabdi bukan berarti membungkam kekuatan wanita. Lewat sikap ini, wanita menunjukkan bahwa dia bukan hanya mahluk yang memiliki kelembutan hati dan tutur serta sikap santun, akan kekuatan tersembunyi yang luar biasa.

            Pahit getir kehidupan serta kepedihan seringkali dihadapi istri dalam mendampingi suami. Tidak jarang pula cobaan-cobaan tersebut terkadang serasa di luar batas kesanggupannya sebagai individu untuk menghadapinya, namun ketika pengabdian sudah terpatri dalam hati, maka siapapun akan terperangah, bagaimana mahluk yang kita pandang lemah lembut dan ringkih, wanita, bisa menghadapi semua itu.

            Dalam pengabdian, juga terkandung makna menutupi aib dan atau kekurangan pasangan kita.Susah memang untuk tetap tersenyum menghadapi kenyataan yang mungkin bahkan jika kekurangan suami kita telah diketahui begitu banyak manusia di luar sana.

            Memanglah tidak semudah mengatakan untuk selalu tersenyum sambil menceritakan kebaikan-kebaikan suami kita sedangkan disisi lain kitapun mengetahui segala keburukannya. Namun sekali lagi, jika hal tersebut disikapi dengan kehangatan sikap sebagai sebuah pengabdian sang istri, maka hal tersebut justru menjadikan Puncak dan sekaligus landasan bagi segala daya tarik seorang istri.

            Bukan main ternyata akhlak yang dimiliki wanita yang benar-benar mengabdi pada suami mereka atas dasar beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala.

            (Syahidah)

            (http://www.voa-islam.com/muslimah/article/2011/03/09/13676/kecantikan-wanita-itu-bernama-pengabdian/?utm_source=feedburner&utm_medium=email&utm_campaign=Feed:+voa-islam-com+(Voice+of+Al+Islam)&utm_content=Yahoo!+Mail)

            Jumat, 10 Desember 2010

            Forum Jurnalis Muslim: Kerja Jurnalistik Tabloid Suara Islam Sudah Benar

            JAKARTA (voa-islam.com) – Forum Jurnalis Muslim (FORJIM) menilai tabloid Suara Islam sudah melakukan kerja jurnalistik secara benar, dengan melakukan konfirmasi pada narasumber.

            Menyikapi caci maki, tuduhan dan ancaman fisik kubu Syafii Maarif terhadap Tabloid Suara Islam, Forum Jurnalis Muslim (FORJIM) angkat bicara. Dalam pernyataan sikapnya di Jakarta, Kamis (9/12/2010) FORJIM menyatakan, tabloid Suara Islamsudah melakukan kerja jurnalistik secara benar, dengan melakukan konfirmasi pada narasumber. Kata ”bungkam” yang ditulis wartawan dari seorang narasumber yang tidak menjawab konfirmasi adalah tidak melanggar kode etik jurnalistik.

            ....Forum Jurnalis Muslim menilai tabloid Suara Islam tidak melanggar kode etik jurnalistik dan sudah melakukan kerja jurnalistik secara benar, dengan melakukan konfirmasi pada narasumber....

            ”Yang jelas, ini bukan kali pertama Syafii Maarif mengganggap remeh media Islam yang dinilainya beroplah kecil dan tidak punya pengaruh besar, sehingga ia merasa berhak untuk menolak untuk diwawancarai. Syafii adalah tokoh sepilis (sekuler, pluralisme dan liberalisme) yang alergi dengan kelompok Islam yang selama ini memperjuangkan syariat Islam. Syafii sering menyebut kelompok Islam yang sering mengkritiknya sebagai radikal. Itulah sebabnya, ia tidak suka dengan media Islam,” ujar seorang jurnalis media Islam yang bergabung di FORJIM.

            Sementara itu, menanggapi penolakan Syafii Maarif yang merasa malas diwawancarai media Islam, wartawan senior Amran Nasution menilai itu sebagai hak pribadinya. Tapi itu berarti melecehkan pekerjaan pers.

            “Syafii Maarif memang berhak untuk menolak diwawancara. Tapi, ingat Syafii itu dibesarkan oleh pers. Kenapa sekarang dia melecehkan pekerjaan pers?” jelas Amran yang juga Staf AhliSuara Islam itu. ”Dia itu kan tokoh. Harian Kompas sampai menyebutnya guru bangsa. Sebagai seorang tokoh yang dibesarkan oleh pers, Syafii harusnya menghargai pekerjaan wartawan yang hendak melakukan cek dan ricek. Jadi, tidak istilah malas. Wartawan Suara Islam kan hanya bertanya, tapi Syafii tidak ingin menemui wartawan itu, seolah-olah Syafii sedang mengidap penyakit Lepra yang tidak bisa ditemui. Aneh,” ungkap Amran gemas.

            ....Wartawan Suara Islam kan hanya bertanya, tapi Syafii tidak ingin menemui wartawan itu, seolah-olah Syafii sedang mengidap penyakit Lepra yang tidak bisa ditemui....

            Soal Suara Islam akan akan diadukan Syafii maarif dan Todung Mulya Lubis ke Dewan Pers, Amran menegaskan, seharusnya Syafii lebih dulu mengirim surat bantahan atau hak jawab. Inikan belum. Kecuali kalau redaksi Suara Islam tidak memperlakukan hak jawab itu dengan sewajarnya, baru kemudian bisa diadukan ke Dewan Pers. Begitu mestinya. Jika mereka tetap akan mengadu ke Dewan Pers, terserah saja. “Yang pasti, wartawan Suara Islam sudah melakukan kerja jurnalistik dengan benar,” pangkas Amran yang pernah menjabat Redaktur Pelaksana Majalah Tempo itu.

            Jika konferensi pers sebelumnya di kantor Todung Mulya Lubis, diramaikan oleh media cetak dan elektronik. Bahkan sebuah stasiun televisi swasta menyiarkannya secara langsung. Tapi giliran pihak Suara Islam menggelar jumpa pers, hanya ANTV yang datang meliput. Ini membuktikan media tidak bekerja secara berimbang.


            (http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/12/10/12234/forum-jurnalis-muslim-kerja-jurnalistik-tabloid-suara-islam-sudah-benar/)

            Senin, 29 November 2010

            Kunjungi Gereja, Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum Dicurigai Dukung Kristenisasi


            KLATEN (voa-islam.com) – Kunjungan Anas Urbaningrum ke pengunsi di Gereja Katolik Klaten dicurigai sebagai upaya dukungan terhadap gerakan pemurtadan. Pasalnya, banyak titik lokasi pengungsian yang ditempati kaum Muslimin, tidak ia kunjungi.

            Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan rombongan berkunjung ke pengungsian yang berada di gereja Katolik Paroki Kecamatan Kebonarum Klaten, Rabu siang (10/11/2010).

            Para tokoh masyarakat setempat sangat menyayangkan dan merasa tersinggung karena tidak dihargai dengan kedatangan Anas dan rombongan yang hanya berkunjung ke satu titik pengungsian, yaitu di gereja Katolik Paroki Kebonarum, padahal banyak titik pengungsian di Kecamatan Kebonarum. Bahkan sikap Anas yang mantan aktivis HMI itu dinilai tidak peka dengan pengungsi-pengungsi yang lain yang berada di pengungsian banyak kaum muslimin. Mereka mencurigai sikap Anas secara tidak langsung sebagai mendukung pemurtadan.

            Nadianto, aktivis Forum Arimatea Solo mensinyalir pihak gereja telah memanfaatkan musibah Merapi sebagai ajang pemurtadan.

            "Bagi orang gereja, musibah membawa berkah karena banyak jiwa-jiwa baru yang siap dibaptis,” ujarnya.

            Berdasarkan informasi yang diperoleh relawan Jama’ah Ansharut Tauhid Klaten, pihak kecamatan tidak dikonfirmasi kedatangan Anas dan rombongan tersebut.

            Indikasi Pemurtadan di GOR Klaten

            Sementara itu, ditempat terpisah, yaitu posko pengungsian di Gedung Olah Raga (GOR) Klaten, upaya pemurtadan dilakukan dengan cara membagikan kaos kristiani. Salah satunya adalah kaos hitam bertuliskan slogan Kristen: "I will follow Jesus forever."

            Mardiono, seorang pengungsi yang berasal dari dukuh Karangjati, Desa Ngemlak Kecamatan Kemalang, mengaku kaos yang bertuliskan "I will follow Jesus forever" diberikan oleh temannya. Penampilan Mardiono yang awam dengan bahasa kristenisasi ini terlihat aneh. Kepalanya memakai peci hitam, nampak sebagai seorang Muslim. Tapi bila dilihat kaos lengan pendek warna hitam yang dipakainya, ia kelihatan seperti seorang Kristen militan.

            Sayang Mardiono tidak menyebutkan siapa gerangan temannya tersebut. Malah Mardiono meminta bantuan jaket saat kami mewawancarainya. Sedangkan Yadi, yang menemani Mardiono dan mengaku tetangganya malah meminta sajadah dan sarung.


            (http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/11/12/11819/kunjungi-gereja-ketum-partai-demokrat-anas-urbaningrum-dicurigai-dukung-kristenisasi/)

            Astagfirullah!! Tifatul Membungkuk Bersalaman dengan Istri Obama


            Jakarta (voa-islam.com) — Situs microblogging Twitter langsung heboh ketika ketika siaran langsung stasiun televisi swasta menyiarkan tayangan di mana Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, yang juga mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, berjabatan tangan dengan Ibu Negara Michelle Obama di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/11/2010) sore.

            Pada Selasa sore, Presiden AS Barack Obama dan Michelle berkunjung ke Istana Merdeka. Setibanya di Istana Merdeka, Obama dan Michelle menyalami para anggota Kabinet Indonesia Bersatu Kedua dan pemimpin lembaga tinggi negara lainnya.

            Kehebohan terjadi karena Tifatul selama ini berpegang teguh tak berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya. Soal "insiden" itu, Tifatul punya dalih sendiri.

            ..."Sdh ditahan 2 tangan, eh Bu Michele-nya nyodorin tangannya maju banget...kena deh," begitu tweet Tifatul...

            "Sdh ditahan 2 tangan, eh Bu Michele-nya nyodorin tangannya maju banget...kena deh," begitu tweet Tifatul pada akun Twitter-nya, @tifsembiring.

            Anehnya, di televisi tampak Tifatul agak membungkuk badan sambil menyalami Ibu Negara AS Michele Obama bersama rombongan saat tiba di Istana Negara.

            Tifatul Menikmati Salamannya?

            Mantan presiden PKS itu menjawab dalam twitternya tanggal 9 November sekitar pukul 22.00 sekitar dua jam setelah kritik para twitter dan facebooker dimuat di media massa online, termasuk tribunnews.com

            "Hmmm saya mulai faham poinnya, intinya ngiri aja..." jawab Tifatul di twitternya. Kontan saja jawaban seperti itu mengundang respon para twitter lagi.

            Ada yang mengkritik lagi dan mengatakan bahwa Pak Tifatul sedang mabuk, menjabat tangan bukan mahram kan haram."Kok Bapak berfikir demikian. Berarti Bapak menikmati dong salaman dengan Michele Obama," kata twitter lagi. Tapi ada juga twitter yang mendukung sikap Tifatul karena itu acara resmi dan kesempatan langka.

            ..."Kok Bapak berfikir demikian. Berarti Bapak menikmati dong salaman dengan Michele Obama," kata twitter lagi...

            Kejadian jabat tangan itu tampak seperti tak terelakkan oleh Tifatul Sembiring. Ketika Presiden SBY diperkenalkan satu persatu rombongan yang dibawa Obama. Kemudian gantian Presiden SBY memperkenalkan anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) kepada Obama dan Michele. Tifatul berdiri di dekat Gubernur Lemhanas Muladi.

            Saat Obama menjabat tangannya, senyum dan sapa Obama menyapa hangat. Michele Obama pun lantas gantian menyodorkan tangan untuk berjabat tangan dengan Tifatul. Walhasil, terjadilah peristiwa aksi jabat tangan Tifatul dengan perempuan yang bukan mahramnya.

            Dan karena ini menjadi pembicaraan hangat saking anehnya, berita juga dimuat di The Washington Post tanggal 9 November 2010 dengan judul Minister admits reluctant Michelle Obama handshake.

            Tifatul mengaku tak ada pilihan lain selain menjabat tangan Michele Obama. Dengan demikian apakah selanjutnya Tifatul juga tidak bisa menolak saat ada wanita yang bukan mahramnya mengajak berjabat tangan?


            (http://voa-islam.com/news/indonesia/2010/11/10/11772/astagfirullah-tifatul-membungkuk-bersalaman-dengan-istri-obama/)

            Sabtu, 18 September 2010

            Astagfirullah! Meski Minim Manfaat, Dana 'Pelesiran' DPR Naik 700%


            Jakarta (voa-islam.com) -Astagfirullah, anggota dewan kita semakin hari semakin menjadi-jadi saja. Lihat saja dana 'pelesiran' atau jalan-jalan bertopeng studi banding yang nyaris tanpa manfaat atau kelebihan, studi banding malah membawa mudharat atau kerugian yang akan diderita pemerintah.

            Anggaran 'jalan-jalan' anggota dewan berkedok studi banding ke 5 negara dinilai pemborosan. Anehnya anggaran tersebut bukannya dikurangi tapi justru naik 700 persen.

            "Studi banding itu tidak memiliki pemanfaatan," urai Abdullah Dahlan, Peneliti Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) di Jakarta, Kamis (16/9).

            ..."Kalau parlemen di luar negeri, tugas studi banding itu bukan lagi tugas para senatornya melainkan tugas para staf atau tenaga ahli...

            Dahlan menjelaskan, negara-negara yang dipilih tidak punya contoh yang baik terhadap bidang yang ingin dipelajari anggota dewan, seperti Afrika Selatan bukan pilihan yang tepat untuk mempelajari kepramukaan.

            Selain itu, Dahlan menambahkan, bukan lagi pekerjaan anggota dewan untuk sibuk-sibuk melakukan studi banding. Sebab, sebenarnya tugas itu merupakan area dari staf ahli yang sudah disediakan dan dianggarkan.

            "Kalau parlemen di luar negeri, tugas studi banding itu bukan lagi tugas para senatornya melainkan tugas para staf atau tenaga ahli. Harusnya mereka diberdayakan, itu kan sudah dianggarkan untuk anggota dewan," beber Dahlan.

            Karena itu, lebih banyak ruginya daripada untungnya dalam studi banding ke beberapa negara. Berikut kerugiannya:

            1. Pemborosan anggaran keuangan negara karena studi banding tidak lebih hanya digunakan sebagai kedok untuk jalan-jalan ke luar negeri.

            2. Kepergian anggota dewan akan semakin memperburuk citra DPR RI sendiri dimana citra DPR RI belakangan ini sedang disorot akibat masalah dana aspirasi, rumah aspirasi dan pembangunan gedung baru DPR RI.

            3. Semakin menunjukkan kinerja DPR RI yang buruk karena beban legislasi DPR RI akan semakin menumpuk. Tercatat dari 70 RUU baru 7 diantaranya yang disahkan menjadi UU karena DPR malah memilih sibuk melakukan perjalanan ke luar negeri.

            4. Kepergian para anggota dewan justru akan memberikan contoh buruk kepada DPD untuk melakukan kegiatan yang sama yang dengan melakukan kunjungan ke daerah-daerah lainnya.

            5. Kunjungan DPR RI ke luar negeri hanya mencederai amanah undang-undang terutama berkaitan dengan aspek efisien, ekonomis, efektif dan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

            Astagfirullah, Udah 'Pelesiran' Anggaran Naik Lagi

            Dengan tanpa hasil yang jelas, anggaran 'pelesiran' keluar negeri anggota DPR RI justru meningkat tujuh kali lipat atau 700 persen menjadi Rp162,94 miliar untuk periode 2010-2015, dibanding periode sebelumnya yaitu tahun 2005 yang hanya Rp23,55 miliar.

            Data yang diperoleh Indonesia Budget Center (IBC) dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) khusus untuk DPR RI tahun anggaran 2010 tersebar di empat tupoksi DPR yaitu fungsi legislasi, pengawasan, anggaran dan kerja sama international dan fungsi lainnya.

            ..."Beberapa kali DPR masih bandel juga dengan alasan studi banding, melakukan kegiatan yang tidak menjadi suri tauladan"...

            "Dari pos-pos yang tersebar itu pasti dianggarkan biaya pelesiran ke luar negeri karena tugasnya berkaitan dengan luar negeri," tandas Arif Nur Alam, Koordinator IBC dalam jumpa pers Koalisi Masyarakat Sipil di kantor TII, Jakarta, Kamis(16/9).

            Masih kata dia, bahkan anggaran terbesar juga karena kenaikannya yang mencapai 76 kali lipat berada di pos fungsi legislasi yaitu sebesar Rp73,47 miliar dari sebelumnya tahun 2005 hanya Rp968 juta.

            Dari tugas dan fungsi legislasi sebagian besar dialokasinya untuk persiapan, penyusunan, dan perumusan RUU usul DPR sebesar Rp62,7 miliar dan pos pembahasan RUU yaitu Rp91,71 miliar.

            Karenanya, tidak berlebihan, kalau Transparency International Indonesia (TII) menilai penggunaan uang untuk pelesiran itu adalah bentuk eksploitasi uang rakyat.

            "Beberapa kali DPR masih bandel juga dengan alasan studi banding, melakukan kegiatan yang tidak menjadi suri tauladan. DPR mengeksploitasi uang rakyat dari pajak kita dan tidak bisa dipertanggungjawabkan," tegas Dwi Poto Kusuma, Juru Bicara TII.


            (http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/09/16/10106/astagfirullahmeski-minim-manfaatdana-'pelesirandpr-naik-700/)

            Kamis, 16 September 2010

            Akhirnya Paus Ngaku Salah Tangani Skandal Pelecehan Anak di Gereja

            LONDON (voa-islam.com): Paus Benediktus XVI mengecam eksploitasi seksual terhadap anak-anak, pada awal kunjungan resminya yang dinilai bersejarah ke Inggris dimulai pada hari Kamis dan akan berlangsung empat hari, dia juga menyerukan Inggris untuk menolak apa yang ia digambarkan sebagai sekularisme dan ateisme.


            Dan skandal eksploitasi seksual anak-anak dalam Gereja Katolik Rumania meningkatkan ketegangan yang mewarnai kunjungan ini.

            Media Italia melaporkan bahwa Paus sebelum pesawatnya mendarat Kamis kemarin di Edinburgh,ibu kota Skotlandia membuat pengakuannya yang terkuat hingga sekarang, ketika dia mengakui bahwa Gereja Katolik telah salah dalam menangani skandal eksploitasi seksual.

            Paus mengatakan kepada wartawan bahwa pengungkapan skandal seperti ini sebagai situasi yang "shock dan sumber kesedihan" katanya, menambahkan bahwa sulit untuk melihat bagaimana kerusakan seperti ini terjadi, dalam lembaga Gereja.

            Paus ketika membicarakan skandal yang mengguncang Gereja di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat, menjelaskan bahwa otoritas gereja tidak "cukup berhati-hati tegas untuk mengambil tindakan yang diperlukan".

            Permintaan maaf berlebihan:

            Para pengunjuk rasa di Inggris menghimbau Paus memberikan "kompensasi" korban eksploitasi seksual dan "meminta maaf berlebihan", sebagimana organisasi sekuler menghimbaunya untuk memikul tanggung jawab hukum atas pelanggaran tersebut.

            Sekitar 125 ribu orang berkumpul di jalan-jalan Edinburgh untuk melihat iring-iringan mobil Paus (83 tahun). Dia juga berbicara pada pidato pertama di Inggris sebagai pemimpin Gereja Katolik mengenai "akar kekristenan yang mendalam saat ini di semua lapisan masyarakat di Inggris".

            Paus memperingatkan kecenderungan untuk "menyingkirkan agama dari wacana publik" dan menyerukan kaum muda untuk menolak godaan kehidupan modern, termasuk narkoba, seks, alkohol, harta, dan minuman keras dan pornografi.

            Liturgi yang diadakan di sebuah taman di Belahostun di kota Glasgow, sebagai salah satu acara paling menonjol dalam kunjungan resmi Paus.

            Pada hari kedua kunjungan Paus akan pindah ke London di mana ia akan bertemu politisi dan pemimpin agama dari berbagai agama, termasuk Muslim dan Yahudi.

            Wartawan Al Jazeera di London, Hani Basyar memberitakan bahwa Paus akan mengadakan pertemuan informal dengan sejumlah korban pelecehan seksual yang diperkirakan sepuluh orang.

            Paus akan masuk untuk pertama kalinya ke Katedral Westminster, yang disana dinobatkan para raja Inggris dan dianggap sebagai pusat dari Gereja Anglikan, dan berakhir kunjungannya ke London diikuti kumpulan massa di Hyde Park yang terkenal pada hari Sabtu, dan kemudian mengakhiri kunjungannya ke kota Inggris dari Birmingham.


            (http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2010/09/17/10107/akhirnya-paus-ngaku-salah-tangani-skandal-pelecehan-anak-di-gereja/)